Rabu, 05 Desember 2018

Manajemen Pemasaran Global


BAB I

PENDAHULUAN



1.1         Latar Belakang

Persaingan bisnis yang semakin meningkat seiring dengan berlakunya sistem pasar bebas pada era abad ke-21 ini mengakibatkan persaingan sudah sangat kompetitif dan ketat, hal ini yang menyebabkan tiap-tiap perusahaan harus bersaing agar tetap mempertahankan bisnisnya. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, perusahaan dipaksa untuk selalu siap dalam meningkatkan daya saingnya.

Strategi bersaing yang digunakan atau diterapkan perusahaan pasti berbeda-beda, bentuk strateginya tergantung potensi dari perusahaan tersebut untuk menjalankan bisnisnya. Suatu persaingan bagi perusahaan dapat menjadi peluang untuk mengembangkan usaha perusahaan tetapi juga dapat menjadi suatu ancaman bagi perusahaan. Oleh sebab itu, perusahaan sering dituntut untuk dapat tanggap dan menyesuaikan diri dengan bentuk strategi persaingan dari kompetitor. Selain itu perusahaan juga dituntut untuk dapat membuat suatu langkah strategi bersaing sebelum melaksanakan proses bisnisnya untuk mencapai keberhasilan di pasar.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis tertarik untuk membuat penulisan dengan judul: “Analisis Dalam Strategi Persaingan Global (Analisis Industri, Keunggulan Kompetitif, Persaingan Global dan Keunggulan Kompetitif Nasional)”.



1.2         Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis dapat menentukan rumusan permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:

1.         Bagaimana analisis industri dalam strategi persaingan global?

2.         Bagaimana keunggulan kompetitif dalam strategi persaingan global?

3.         Bagaimana persaingan global dan keunggulan kompetitif dalam strategi persaingan global?



1.3         Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka penulis dapat menentukan tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut:

1.         Untuk mengetahui bagaimana analisis industri dalam strategi persaingan global

2.         Untuk mengetahui bagaimana keunggulan kompetitif dalam strategi persaingan global

3.         Untuk mengetahui bagaimana persaingan global dan keunggulan kompetitif dalam strategi persaingan global.




BAB II
TEORI


2.1         Analisis Industri

Analisis industri merupakan kombinasi antara ekonomi industri dan strategi. Diawali dengan adanya tambahan atas teori organisasi industri oleh Joe S. Bain (1950-an) yang menyatakan bahwa struktur industri tidak hanya terbatas pada ukuran besarnya industri, tetapi juga ditentukan dengan mobilitas hambatan masuk ke dalam industri. Selanjutnya berkembang teori struktur industri yang berdasarkan pada premis bahwa perbedaan tingkat keuntungan perusahaan merupakan fungsi kekuatan pasar yang didorong oleh struktur inter-industri dan intra-industri.

Porter menyatakan bahwa kelima kekuatan bersaing tersebut dapat mengembangkan strategi persaingan dengan mempengaruhi atau mengubah kekuatan tersebut agar dapat memberikan situasi yang menguntungkan bagi perusahaan. Ruang lingkup kelima kekuatan bersaing tersebut adalah sebagai berikut:

1.         Ancaman persaingan segmen yang ketat, segmen tertentu menjadi tidak menarik jika ia telah memiliki pesaing yang banyak, kuat, atau agresif. 

2.         Ancaman pendatang baru, daya tarik segmen berbeda-beda menurut tingginya hambatan untuk masuk dan keluarnya.

3.         Ancaman produk substitusi, segmen tertentu menjadi tidak menarik jika terdapat substitusi produk yang aktual atau potensial. 

4.         Ancaman peningkatan kekuatan posisi tawar pembeli, segmen tertentu menjadi tidak menarik jika pembeli memiliki kekuatan posisi tawar (bargaining power) yang kuat atau semakin meningkat.

5.         Ancaman peningkatan kekuatan posisi tawar pemasok, segmen tertentu menjadi tidak menarik jika para pemasok perusahaan mampu menaikkan harga atau mengurangi kuantitas yang mereka pasok.

Industri jika dikelompokkan menurut jumlah penjual adalah sebagai berikut: 

1.         Monopoli murni, hanya satu perusahaan yang menyediakan produk atau jasa tertentu diwilayah tertentu. 

2.         Oligopoli Murni, terdiri dari beberapa perusahaan yang memproduksi komoditas yang pada dasarnya sama. Oligopoli yang terdiferensiasi terdiri dari beberapa perusahaan yang memproduksi produk yang terdiferensiasi secara parsial (mobil, kamera), menurut lini mutu, fitur, mode atau pelayanan. 

3.         Persaingan Monopolistik, banyak pesaing yang mampu mendiferensiasikan tawaran mereka secara keseluruhan atau sebagian. 

4.         Persaingan Murni, banyak pesaing menawarkan produk dan jasa yang sama. Struktur persaingan industri tertentu dapat berubah dari waktu ke waktu.



Hambatan masuk yang utama menyangkut suatu perusahaan diantaranya persyaratan modal, skala ekonomis, persyaratan hak paten dan lisensi, kelangkaan lokasi, bahan baku, atau distributor, persyaratan reputasi. Bahkan setelah perusahaan masuk ke industri tertentu, ia mungkin menghadapi hambatan mobilitas sewaktu ia berusaha memasuki segmen-segmen pasar yang lebih baik. Hambatan keluar yang sering dihadapi perusahaan, seperti tanggung jawab hukum dan moral terhadap pelanggan, kreditor dan karyawan, pembatasan pemerintah, nilai sisa aset yang rendah akibat terlalu terspesialisasi atau using,kekurangan peluang alternatif, integritas vertikal yang tinggi dan hambatan yang emosional.

Setiap industri memiliki beban biaya tertentu yang banyak membentuk tindakan strateginya. Perusahaan merasa lebih bermanfaat untuk melakukan integritas kehulu atau kehilir (integrasi vertikal). Produsen besar minyak bumi melakukan eksploitasi minyak bumi, pengeboran minyak bumi, penyulingan minyak bumi, produksi bahan kimia, dan pengoperasian jasa reparasi kendaraan. Tingkat globalisasi perusahaan di industri global harus bersaing secara global, jika mereka mencapai skala ekonomis dan mengikuti kemajuan terakhir teknologi.



2.2         Keunggulan Kompetitif

Keunggulan kompetitif adalah jantung dari kinerja perusahaan dalam pasar yang kompetitif. Keunggulan kompetitif adalah tentang bagaimana sebuah perusahaan benar-benar menempatkan strategi-strategi generik ke dalam praktik (Porter, 1985, hal 15). Keunggulan kompetitif  ada kalau terdapat keserasian antara kompetensi yang membedakan diri sebuah perusahaan dan faktor-faktor kritis untuk meraih sukses dalam industri yang menyebabkan perusahaan tadi mempunyai prestasi  yang jauh lebih baik dari pada para pesaingnya.

a.         Strategi Generik untuk Menciptakan Keunggulan Kompetitif.

Michael porter telah mngembangkan suatu kerangka kerja. Dua tipe sumber keunggulan kompetitif. Yang menunjukan bahwa kombinasi dari dua target sumber cakupan pasar target yang dilayani. Strategik generik terdiri dari:

·           Kepemimpinan Biaya Keseluruhan

Keunggulan kepemimpinan biaya didasarkan pada prinsip bahwa pencapaian dari keunggulan kompetitif merupakan inti dari  strategi pemasaran superrior.


·           Diferensiasi

Jika Produk yang di hasil kan dari perusahaan benar-benar unik atau anggap unik dalam pasar masal.



·           Keunggulan Fokus Sempit

Diskusi mengenai kepemimpinan biaya dan deferensiasi hanya mempertimbangkan dampak pada pasar modal. Menetapkan sasaran pelanggan yang di tentukan secara sempit.



b.         Keunggulan Kompetitif Bagi Pemasaran Global

Sebuah kerangka kerja alternative untuk memahami  keunggulan kompetitif memfokuskan pada daya saing sebagian suatu fungsi kecepatan perusahaan menanamkan keunggulan yang baru sampai ”mendarah daging’’ di dalam organisasinya. Kerangka kerja ini menetapkan intensi stategik sebagai cara untuk mencapai  keunggulan kompetitif.

Hamel dan Prahalad  mendefinisikan inovasi bersaing sebagai “seni  membendung  risiko bersaingdalam proporsi yang dapat dikelola’’ dan mengungkapkan empat pendekatan, yaitu:

·           Lapisan Keunggulan: Sebuah perusahaan yang menghadapi resiko lebih kecil dalam pertarungan bersaing apabila perusahaan tadi memiliki keunggulan portofolio yang lebar.

·           Batu Bata yang Longgar: Pendakatan ini merupakan pendekatan dengan mengambil keuntungan dari yang tertinggal pada dinding pesaing  yang perhatiannya hanya terfokus pada satu titik satu segmen pasar dan geografis.

·           Mengubah Peraturan Keterlibatan: Melibatkan proses pengubahan apa yang disebut sebagai peraturan keterlibatan dan menolak ’’bermain menurut peraturan’’ yang ditetapkan oleh para industri.

·           Kolaborasi: Pendekatan dengan menggunakan pengetahuan yang dikembangkan oleh perusahaan lain. kolaborasi ini  semacam itu  dapat berbentuk pemberian lisensi, usaha patungan dan kemitraan.



2.3         Persaingan Global dan Keunggulan Kompetitif Nasional

Selama Bebarapa Dekade Terakhir, Persaingan Telah Mendunia Dalam Banyak Industri. Penyebabnya Adalah Penurunan Tarif, Kuota Dan Hambatan-Hambatan Perdagangan Bebas Perbaikan Sistem Transportasi Global Dan Meningkatnya Kecanggihan Pasar Dunia. Faktor-Faktor Tersebut Berperan Mengurangi Biaya Perdagangan Internasional Dan Membuat Perusahaan Asing Mampu Berkompetisi Dengan Perusahaan Lokal.  Penurunan Hambatan Perdagangan Mempermudah Ekspansi Ke Luar Negeri Bagi Perusahaan-Perusahaan Yang Gesit Dan Agresif.  Apakah Implikasi Kompetisi Global Terhadap Akuntansi Manajerial? Akan Sangat Sulit Bagi Perusahaan Untuk Bersaing Di Dunia Internasional Bila Perencanaan, Pengarahan, Dan Pengendalian Operasinya, Serta Pengambilan Keputusannya Menggunakan Sistem Akuntansi Manajemen Kelas Dua. Sistem Akuntansi Manajemen Yang Tidak Bagus Dapat Menghalangi Usaha Organisasi Untuk Menjadikan Persusahaan Benar-Benar Kompettitif.

Teori Keunggulan Kompetitif Dikemukakan Oleh Michael Porter Dalam Bukunya The Competitve Advantage Of Nation (1990). Menurut Porter Tidak Ada Korelasi Langsung Antara Dua Faktor Produksi (Sumber Daya Alam Yang Melimpah Dan Sumber Daya Manusia Yang Murah) Yang Dimiliki Suatu Negara, Yang Dimanfaatkan Menjadi Keunggulan Daya Saing Dalam Perdagangan Internasional. Banyak Negara Di Dunia Yang Jumlah Sumber Daya Alamnya Sangat Besar Yang Proporsional Dengan Luas Negerinya, Tetapi Terbelakang Dalam Daya Saing Perdagangan Internasional. Begitu Juga Dengan Tingkat Upah Yang Relatif Murah Daripada Negara Lain, Justru Berkorelasi Erat Dengan Rendahnya Motivasi Bekerja Yang Keras Dan Berprestasi. Porter Mendefinisikan Industri Sebuah Negara Sebagai Sukses Secara Internasional Jika Memiliki Keunggulan Kompetitif Relatif Terhadap Para Pesaing Terbaik Di Seluruh Dunia. Sebagai Indikator Ia Memilih Keberadaan Ekspor Yang Besar Dan Bertahan Lama Dan/Atau Investasi Asing Di Luar Wilayah Yang Signifikan Berdasarkan Pada Keterampilan Dan Aktiva Yang Diciptakan Di Negara Asal.

Kemakmuran Nasional Diciptakan, Bukan Diwariskan. Kemakmuran Negara Tidak Tumbuh Dari Sumbangan Alamiah Sebuah Negara, Kumpulan Tenaga Kerjanya, Tingkat Bunganya Atau Nilai Kursnya, Sebagaimana Dikemukakan Oleh Ekonom Klasik. Daya Saing Sebuah Negara Tergantung Pada Kapasitas Industrinya Untuk Berinovasi Dan Melakukan Pembaharuan. Perusahaan Memperoleh Keunggulan Terhadap Para  Pesaing Dunia Yang Terbaik, Karena Tekanan Dan Tantangan. Mereka Mendapatkan Manfaat Dari Memiliki Pesaing Domestik Yang Kuat, Pemasok Yang Berbasis Daerah Asal Yang Agresif, Dan Para Pelanggan Lokal.

Hal Ini Disebabkan 4 Kategori Yang Menciptakan Keunggulan Kompetitif Nasional. Dalam Bersaing Untuk Menciptakan Suatu Keunggulan Dalam Bisnis :

·           Kondisi Faktor, Yang Mengacu Pada Lahan Untuk Pendukung Bisnis Tersedia, Tenaga Kerja Yang Mapan Dan Memadai Dalam Mendukung Bisnis, Sumber Daya Alam Yang Baik Untuk Mendukung Kegiatan Industri Dan Bisnis, Modal Dan Infrastruktur Baik Yang Ada Dalam Suatu Negara. Ini Merupakan Faktor Mendukung Dalam Perkembangan Dan Pendukung Suatu Kegiatan Bisnis Dan Ekonomi Yang Baik Dalam Negara Tersebut.

·           Kondisi Permintaan Dalam Negeri Yang Dapat Mendukung Industri Tersebut Menjadi Lebih Dikenal Dan Merupakan Jalan Untuk Menjadi Di Kenal Di Luar Negeri. Mis : Toyota Dahulunya Hanya Di Produksi Di Jepang Saja, Karena Banyak Peminat Untuk Membeli Mobil Tersebut Oleh Orang Jepang Sendiri, Membuat Mobil Merek Toyota Tersebut Di Kenal Sampai Ke Luar Negeri. Kondisi Permintaan Di Negara Sendiri Yang Mendukung Keunggulan Kompetitif Memiliki Tiga Karakter, Yaitu : A. Komposisi Permintaan Di Negara Sendiri, Dimana Menentukan Bagaimana Perusahaan Menerima, Menginterpretasikan Dan Memberi Reaksi Pada Kebutuhan Pembeli. Keunggulan Kompetitif Dapat Dicapai Kalau Permintaan Di Negara Sendiri Memberikan Gambaran Yang Lebih Baik Mengenai Kebutuhan Pembeli, Lebih Awal Dari Yang Disediakan Oleh Pesaing Luar Negeri. B. Ukuran Dan Pola Pertumbuhan Di Negara Sendiri, Adalah Penting Hanya Bila Komposisi Permintaan Di Negara Sendiri Baik Dan Dapat Mengantisipasi Permintaan Di Luar Negeri. C. Pertumbuhan Pasar Dalam Negeri Yang Cepat.

·           Industri Terkait Dan Pendukung, Kehadiran Pesaing Internasional  Dalam Suatu Negara Dalam Bidang Yang Terkait, Dapat Memberikan Keunggulan Kompetitif. Industri Pemasok Secara Internasional Menyediakan Masukan Ke Indsutri Hilir Dan Akan Menjadi Dapat Bersaing Dalam Harga Dan Mutu.

·           Cara Manajemen Perusahaan Dan Keterampilan Mengorganisasi Perusahaan Dalam Suatu Negara Serta Menciptakan Strategi Untuk Keunggulan Dalam Bisnis Sangat Menentukan. Mis: Jerman, Struktur Perusahaan Yang Cenderung Hirarkis, Sehingga Manajer Yang Harus Menangani Industri Dengan Disiplin Yang Tinggi Untuk Menangani Perusahaan Atau Industri Kimia, Mesin Dan Lain-Lain, Harus Berlatar Belakang Tehnik. Di Italia, Bisnis Dijalankan Seperti Bisnis Keluarga Kecil, Yang Menekankan Kepada Penyesuaian Produk Standard Dan Fleksibilitas Yang Cukup Besar Untuk Memenuhi Permintaan Pasar.

Selain Keempat Faktor Tersebut, Keunggulan Kompetitif Nasional Juga Masih Dipengaruhi Oleh Faktor Kebetulan Atau Kesempatan Untuk Melakukan Sesuatu (Chance Events), seperti :

1.             Penemuan Produk Baru, Melonjaknya Harga.

2.             Perubahan Nilai Tukar, Konflik Keamanan Antar Negara Dan Lain-Lain.

3.             Tindakan-Tindakan Atau Kebijakan Pemerintah (Government).





BAB III

ANALISI KASUS



3.1        Keunggulan Kompetitif

Contoh : Keunggulan Kompetitif ini dimiliki oleh IKEA yang menjual Furniture desain modern dengan harga rendah, IKEA mempunyai focus yang kuat di furniture dasar dan mengah dan dapat menawarkan harga yang rendah karena efesiensi struktur biaya dengan skema swalayan, merakit sendiri dan disimpan dalam bentuk datar.





DAFTAR PUSTAKA







Senin, 03 Desember 2018

Manajemen Pemasaran Global


BAB I
PENDAHULUAN
1.                  Latar Belakang
Seiring dengan berjalannya waktu banyak hal yang berubah, termasuk pasar yang dari waktu kewaktu selalu dibutuhkan guna untuk dapat memenuhi kebutuhan setiap individu. Kondisi pasar yang berubah-ubah tersebut tergantung dari apa yang dibutuhkan oleh konsumen, dimana dapat kita ketahui bahwa kebutuhan konsumen pada umumnya sering berubah-ubah sesuai dengan apa yang mereka butuhkan. Tak dapat dihindari bahwa konsumen memiliki kebutuhan atau keinginan yang biasanya jika produk tersebut tidak ada perubahan atau inovasi didalamnya, maka pembelian yang dilakukan oleh konsumen pun akan menurun. Hal tersebutlah yang mendasari suatu perusahaan diharuskan untuk dapat melakukan inovasi terhadap produknya. Hal ini juga berlaku bagi pasar global, dimana jika perusahaan ingin menarik atau mempertahankan eksistensinya di pasar global maka mereka diharuskan untuk dapat melakukan serangkaian strategi guna untuk dapat tetap memasarkan produknya dinegara lain.
Strategi yang dapat digunakan itu pun banyak pilihannya, tergantung dari kebutuhan atau keperluan dari masing-masing perusahaan. Maka dari itu, penulis tertarik untuk membuat tulisan dengan judul: “PILIHAN STRATEGI DALAM MEMASUKI PASAR GLOBAL, EKSPOR, LISENSI, USAHA PATUNGAN, STRATEGI PERLUASAN PASAR DAN PENENTUAN POSISI PASAR”.

1.1  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis dapat menentukan rumusan permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:
1    .      Bagaimana pilihan strategi dalam memasuki pasar global?
2   .   Bagaimana pilihan strategi dalam melakukan ekspor, lisensi, usaha patungan, strategi perluasan pasar dan penentuan posisi pasar?

1.2  Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka penulis dapat menentukan tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut:
1.    Untuk mengetahui bagaimana pilihan strategi dalam memasuki pasar global.
2.    Untuk mengetahui bagaimana pilihan strategi dalam melakukan ekspor, lisensi, usaha patungan, strategi perluasan pasar dan penentuan posisi pasar


BAB II
LANDASAN TEORI

2.                  Strategi Memasuki Pasar Internasional
Faktor dan kondisi yang berbeda memengaruhi pemilihan strategi memasuki pasar internasioanl. Ada empat aliran pemikiran (schools of thought) dominan berkenaan dengan pemilihan strategi masuk, yaitu: (Chandra, 2004:152-154).
1.             Keterlibatan inkremental terhadap (Gradual Incremental involvement), yang menghubungkan antara komitmen sumber daya di pasar sasaran dengan risiko dalam pasar bersangkutan dan pengalaman internasional yang dimiliki perusahaan. Oleh sebab itu, semakin besar risiko di pasar sasaran , maka pilihan akan jatuh pada strategi masuk yang lebih kecil komitmen sumber dayanya. Selain itu semakin besar pengalaman organisasi, maka semakin besar pula kemungkinan digunakannya strategi masuk yang menuntut komitmen sumber daya besar.
2.             Analisis biaya transaksi (Transaction Cost Analysis) memandang keputusan pemilihan strategi masuk sebagai suatu transaksi. Oleh sebab itu, semua biaya berkaitan dengan aspek rantai nilai dari produksi hingga konsumsi akan dipertimbangkan dengan cermat. Asumsi dasar dalam aliran pemikiran ini adalah bahwa perusahaan akan melakukan sendiri aktivitas-aktivitas yang mampu dilakukan dengan biya lebih rendah, namun akan melakukan subkontrak kepada pihak eksternal apabila pihak tersebut memiliki keunggulan biaya.
3.             Eclectic Theory (Location- Specific Factors atau Contingency Theory) berpandangan bahwa faktor-faktor industri, perusahaan, dan negara spesifik mempengaruhi keputusan pemlihan strategi masuk tergantung pada posisi ownership advantage, internationalization advantage dan location advantage.
4.             Agency Theory berpandangan bahwa principal (pendatang baru) sangat termotivasi untuk mengumpulkan data mengenai para agennya di pasar sasaran. Aliran ini menggunakan metafora kontrak untuk menggambarkan hubungan di mana salah satu pihak mendelegasikan pekerjaan kepada pihak lain.

Lotayif (2003), misalnya menggelompokan strategi masuk ke dalam empat kategori, yaitu :
1.             Wholly-owned and full controlled entry modes, contohnya kantor cabang (branches & subsidiaries), kantor perwakilan (representative office) dan kantor agen.
2.             Shared-owend and shared controllrd entry modes, berupa joint venture, partially mergers dan partially acquisitions. 
3.             Contractual entry modes, berupa lisensi, waralaba dan calculated alliance.
4.             Purely marketing-oriented entry modes, berupa ekspor langsung dan ekspor tidak langsung.

Dalam memutuskan bagaimana memasuki pasar, apabila perusahaan telah memutuskan untuk masuk ke Negara tertentu maka ia haru memutuskan cara yang terbaik. Pilihannya luas yaitu ekspor tidak langsung, ekspor langsung lisensi, usaha patungan dan investasi langsung.Tiap strategi memiliki banyak komitmen, resiko, kontrol dan potensi laba.

2.1              Ekspor
Kegiatan ekspor adalah sistem perdagangan dengan cara mengeluarkan barangbarang dari dalam negeri keluar negeri dengan memenuhi ketentuan yang berlaku. Ekspor merupakan total barang dan jasa yang dijual oleh sebuah negara ke negara lain, termasuk diantara barang-barang, asuransi, dan jasa-jasa pada suatu tahun tertentu (Triyoso, 2004).
Kegiatan ekspor adalah sistem perdagangan dengan cara mengeluarkan barangbarang dari dalam negeri ke luar negeri dengan memenuhi ketentuan yang berlaku. Ekspor merupakan total barang dan jasa yang dijual oleh sebuah negara ke negara lain, termasuk diantara barang-barang, asuransi, dan jasa-jasa pada suatu tahun tertentu (Utomo, 2000).
Ekspor adalah salah satu sektor perekonomian yang memegang peranan penting melalui perluasan pasar antara beberapa negara, di mana dapat mengadakan perluasan dalam suatu industri, sehingga mendorong dalam industri lain, selanjutnya mendorong sektor lainnya dari perekonomian (Baldwin, 2005).

2.2              Lisensi
Perjanjian Lisensi memungkinkan sebuah perusahaan asing untuk membeli hak untuk memproduksi dan menjual produk perusahaan dalam negara tuan rumah atau sejumlah negara. Pihak yang memberi lisensi mendapatkan royalti setiap unit yang diproduksi dan dijual.Pihak yang menerima lisensi mengambil resiko dan menginvestasikan dananya dalam fasilitas untuk memproduksi, memasarkan dan mendistribusikan barang-barang dan jasa akibatnya, pemberian lisensi merupakan salah satu bentuk jaringan organisasional yang semakin umum dilakukan, khususnya diantara perusahaan-perusahaan kecil. Pemberian lisensi juga merupakan salah satu cara untuk memperluas tingkat laba yang didasarkan pada inovasi-inovasi sebelumnya.
Lisensi merupakan pilihan yang tepat apabila perusahaan memiliki hak cipta tertentu, seperti teknologi proses atau produk yang telah dipatenkan, merek dagang atau nama merek, yang bisa dimanfaatkan dalam skala internasional tanpa harus mencurahkan banyak sumber daya untuk operasi internasional. Dalam kesepakatan lisensi, perusahaan memberikan hak untuk memanfaatkan teknologi, merek dagang atau nama merek yang dipatenkan kepada licensee dengan mendapatkan pembayaran royalti. Umumnya tersebut ditentukan berdasarkan persentase dari penjualan sesuai kesepakatan. Lisensi memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan manfaat dari penjualan internasional dengan memanfaatkan proprietary assets yang dimiliki dengan komitmen sumber daya dan risiko minimal. Namun, kesepakatan semacam ini hanya memberikan hasil (returns) terbatas. Selain itu, pengembangan pasar juga terbatas jika licensee tidak mencurahkan perhatian yang memadai atau tidak memiliki sumber daya untuk mengembangkan pasar secara optimal.
Lisensi juga bisa menghambat strategi masuk pasar tahap selanjutnya yang direncanakan oleh licensor. Meskipun perusahaan membatasi jangka waktu kesepakatan lisensi, sangatlah sukar memasuki pasar jika kontrak berakhir. Mantan licensee bisa menjadi pesaing potensial. Lagipula, perusahaan masih harus memulai lagi pengumpulan informasi mengenai pasar, menjalin kontak dan membangun saluran distribusi. Selain itu, dalam beberapa kasus licensee berhenti membayar royalti dan perusahan sulit melacak penjualan yang royaltinya masih harus dibayar.
Sekalipun mendatangkan uang dalam jumlah besar, tindakan seperti itu juga beresiko, terutama bila merek dagangnya digunakan untuk produk-produk yang tidak memenuhi standar kualitas atau reliabilitas atau jika strategi pemasarannya tidak tepat. Itu bisa merusak reputasi dan nilai merek dagang bersangkutan. Konsekuensinya, seperti halnya contract manufacturing, licensor harus selalu memantau aktivitas licensee dan melakukan pengendalian kualitas dan keuangan secara ketat guna menjamin bahwa licensee memenuhi standar yang telah disepakati bersama.

2.3              Usaha Patungan (Joint Venture)
Usaha patungan atau Joint Venture merupakan persetujuan diantara dua pihak atau lebih untuk melakukan kerjasama di dalam suatu proyek, seringkali suatu joint venture dilakukan apabila perusahaan-perusahaan dengan teknologi yang saling melengkapi ingin menciptakan barang atau jasa yang akan saling memperkuat posisi masing-masing perusahaan.  Pihak-pihak itu setuju untuk berkelompok dengan menyumbang keadilan kepemilikan, dan kemudian saham dalam penerimaan, biaya, dan kontrol perusahaan. Salah satu cara yang juga efektif untuk membatasi ekspor modal dalam pasar global adalah membangung usaha patungan, terutama dengan mitra bisnis lokal.
Usaha patungan bisa bermacam-macam bentuknya, tergantung tujuan perusahaan, persyaratan modal usaha bersangkutan dan peraturan pemerintah menyangkut kepemilikan asing. Selain itu, motivasinya pun bisa beraneka ragam diantaranya: untuk mendapatkan akses pasar; memperluas rentang produk; membentuk atau mempengaruhi struktur pasar; mencapai tingkat kecepatan (dalam hal inovasi dan memasuki pasar) yang lebih besar; meningkatkan efisiensi; dan atau meningkatkan kompetensi dan sumber daya organisasi.
Apabila tujuan usaha patungan adalah melaksanakan proyek pembanguna infrastruktur pokok atau pertanian (seperti proyek waduk atau irigasi, penambangan batu bara dan lain-lain), biasanya dibentuk konsorsium yang melibatkan banyak mitra bisnis asing. Bank maupun lembaga keuangan lainnya berperan sebagai peyandang dana, sementara pihak-pihak lain menyumbang keahlian teknologis. Biasanya proyek semacam ini dilakukan di negara berkembang dan melibatkan institusi pemerintah yang melakukan fungsi kontrol atas pelaksanaan proyek tersebut.
Bentuk usaha patungan lainnya adalah kerja sama antara dua perusahaan swasta. Misalnya, sebuah perusahaan membuka usaha patungan dengan perusahaan lokal di negara lain. Kerapkali perusahaan asing memberikan konstibusi berupa keahlian produksi dan teknologi, serta kadangkala nama merek dan reputasi perusahaan, sedangkan mitra lokalnya menyediakan akses ke jaringan distribusi dan pengetahuan serta pemahaman atas lingkungan pasar setempat.
Strategi usaha patungan memberikan sejumlah keuntungan sebagai cara memasuki pasar luar negeri. Meskipun menuntut komitmen sumber daya pasar luar negeri, usaha patungan bisa memberikan potensi laba dan kendali yang lebih besar atas manajemen produksi dan pemasaran di pasar bersangkutan. Risiko modal ditanggung bersama dengan mitra lokal. Selain itu, mitra lokal berperan besar dalam hal pemahaman atas kondisi pasar lokal dan juga memiliki kontak dengan distribusi lokal dan institusi kunci lainnya di negaranya. Perusahaan bisa mendapatakan pengetahuan dan umpan balik mengenai kondisi pasar; kebutuhan dan respon pelanggan; para pesaing utama dan kemungkinan reaksi mereka dan secara bertahap mendapatkan pengalaman beroperasi dalam pasar bersangkutan.
Selain itu, usaha patungan juga sangat bermanfaat untuk memasuki pasar yang sistem perekonomiannya berbeda, seperti RRC dan negara-negara pecahan Uni Soviet. Di RRC, misalnya, pemerintah setempat mendorong usaha patungan dalam rangka alih teknologi dan keahlian manajerial kepada perusahaan lokal. Namun, banyak juga perusahaan yang mengalami kesulitan dan masalah dalam menjalin usaha patungan di berbagai negara. Sekalipun dalam jangka pendek, usaha patungan dengan mitra lokal memberikan keunggulan berupa informasi, kontak dan keahlian pemasaran lokal. Biasanya dalam jangka panjang dijumpai banyak masalah. Bahkan Douglas &Craig (1995) mengestimasi bahwa antara 50 sampai 70 persen usaha patungan mengalami kegagalan.
Beberapa masalah dalam usaha pantungan diantaranya: masalah komunikasi, perbedaan budaya perusahaan, perbedaan gaya manajemen, repatriasi laba, perbedaan kepentingan dan tujuan, ketidakpuasan atas kinerja mitra bisnis, lunturnya rasa saling percaya dan komitmen bersama dan sebagainya.

2.4              Strategi Perluasan Pasar
Dalam melakukan perluasan pasar, ada beberapa strategi yang dapat dilakukan guna untuk dapat memperluas pasar, yaitu sebagai berikut:
1.             Tambahkan Produk Serta Layanan Baru
Terdengar sederhana, hanya menambah produk dan layanan baru. Namun, untuk menjalankan strategi ini dengan serius, dibutuhkan kerja keras. Anda harus tahu produk dan layanan apa yang konsumen inginkan. Selain itu, berapa banyak dari mereka yang mau membayar untuk jumlah produk dan layanan baru ini. Selanjutnya, apakah Anda mampu memenuhi permintaan mereka atau tidak. Agar tidak hanya berangan-angan, riset pasar perlu dilakukan untuk mengetahui apa yang diinginkan pasar serta berapa jumlahnya.

2.             Menjual Produk dan Layanan Pada Pelanggan yang Sudah Ada dengan Peningkatan Jumlah
Disini Anda akan memerlukan sebuah analisis segmentasi pasar guna mengidentifikasi segmen konsumen yang membeli paling banyak. Dengan cara ini, maka Anda bisa meningkatkan jumlah penjualan kepada konsumen yang sudah ada. Selanjutnya, Anda akan fokus pada penjualan serta strategi pemasaran yang fokus di segmen ini. Strategi ini juga terdengar mudah namun cukup sulit mengimplementasikannya jika tidak dengan analisis segmentasi pasar.

3.             Lebarkan Pasar ke Daerah Baru
Di sini, Anda akan mencari pelanggan baru potensial. Anda juga membutuhkan riset lapangan disini agar produk yang dijual akan diterima oleh pelanggan baru. Di sini, Anda akan melakukan riset pasar untuk menentukan daerah mana yang akan menjadi target pasar. Jika dimungkinkan potensinya besar, maka langkah selanjutnya adalah memilih lokasi strategis untuk memasarkan produk kepada pelanggan baru sedekat mungkin. Anda akan melakukan beberapa strategi membangun bisnis dari awal.
4.             Targetkan Pasar Serta Pelanggan Baru
Biasanya, pebisnis akan memasarkan produjnya berdasarkan demografi tertentu seperti usia, lokasi, jenis kelamin atau psokografis seperti aktivitas, minat juga nila-nilai tertentu. Namun, jika hanya itu, tentu Anda tidak akan mendapatkan pelanggan baru yang lebih banyak. Pastinya masih ada lagi pelanggan baru yang bisa memanfaatkan produk Anda. Cobalah iklankan atau pasarkan produk secara dengan media yang tepat serta waktu yang tepat pula.
5.             Masuk Pada Sistem Penjualan Baru
Strategi ini menuntut Anda untuk memasuki dunia bisnis baru yakni ke pemasaran online. Sudah banyak bukti toko kecil kemudian beralih menjadi besar saat ia berhasil memanfaatkan teknologi dan sistem pemasaran online. Dengan media dan strategi online marketing yang baik, maka Anda bisa meningkatkan penjualan tanpa batasan ruang dan waktu. Selanjutnya, Anda akan mencoba sistem delivery yang baru baik dengan armada sendiri atau dengan jasa pengiriman barang. Selain itu, peningkatan SEO (Search Engine Optimization) juga diperlukan untuk memudahkan pelanggan dunia maya menemukan produk Anda.

6.             Mengambil Alih Bisnis Lain
Ya, jika bisnis dipandang masih kurang memiliki jumlah pasar atau Anda ingin benar-benar menjangkau pasar yang lebih luas, sudah bisa dipastikan bahwa dengan mengambil alih perusahaan atau bisnis orang lain maka jumlah pelanggan Anda otomatis akan meningkat.

2.5              Penentuan Posisi Pasar
Dalam menentukan posisi pasar dalam pasar global, bisa dilakukan dengan segmentasi pasar. Menurut Swastha dan Handoko (1997) mengartikan segmentasi pasar sebagai kegiatan membagi-bagi pasar atau market yang bersifat heterogen kedalam satuan-satuan pasar yang bersifat homogeny.
Menurut Pride dan Ferel (1995) mengatakan bahwa segmentasi pasar adalah suatu proses membagi pasar kedalam segmen-segmen pelanggan potensial dengan kesamaan karakteristik yang menunjukkan adanya kesamaan perilaku pembeli. Segmentasi pasar global sendiri adalah suatu proses membagi pasar dunia kedalam kelompok pelanggan tertentu yang memiliki perilaku yang sama atau memiliki kebutuhan yang serupa.
Menurut Theodore Levitt, mengatakan bahwa konsumen di negara yang berbeda semakin mencari sesuatu yang variatif dan karenanya timbul segmen baru yang sama yang ada di pasar dunia. Menurut Bradley yang dikutip dari Setiadi (2003), dalam memilih pasar sasaran mana yang akan diambil ada faktor-faktor yang perlu diperhatikan yaitu:
1.             Sumber daya organisasi
Dalam memilih segmen maka perlu diperhatikan sumber daya yang ada karena semakin banyak segmen yang dipilih maka biaya yang dibutuhkan akan semakin banyak. Pemasaran terpusat akan menjadi pilihan organisasi kecil yaitu dengan cara mengarahkan pema-saran pada segmen-segmen yang kecil, unik, dan kurang mendapatkan perhatian pesaing besar yang dinamakan juga se-bagai market niche.

2.             Tipe produk
Ada produk yang disebut high-differentiated product maka strategi yang digunakan bisa differentiated atau con-centrated marketing karena pada produk tersebut mudah diciptakan keunikan yang membedakannya dari produk lain. Ada juga yang low differentiated product, maka strategi yang dipilih, yaitu undiffer-entiated marketing karena pada produk jenis ini sulit diciptakan keunikan-keunikan.

3.             Tahap dalam daur hidup produk
Produk memiliki siklus, yang dimulai dengan tahap perkenalan pasar, pertumbuhan, dewasa, dan menurun. Pada masa perkenalan, dapat diterapkan pemasaran serba sama. Pada masa pertumbuhan produk semakin dapat diterima dan pasar mulai menginginkan variasi pro-duk, maka dapat diterapkan pemasaran serba aneka. Pada masa dewasa per-saingan sudah mencapai titik maksimal dan seluruh segmen sudah terisi, maka organisasi mulai mencari segmen-segmen yang belum dilayani secara mak-simal oleh pesaing sehingga pemasaran dapat diterapkan pemasaran terkonsen-trasi. Pada masa penurunan, organisasi perlu membatasi investasi, memperkecil biaya pemasaran serta memusatkan sumber daya pada produk dan segmen yang lebih menguntungkan dan pema-saran terkonsentrasi yang sesuai untuk diterapkan.
4.             Strategi pesaing dan strategi bersaing organisasi
Untuk memilih strategi mana yang akan diterapkan oleh organisasi, maka perlu memperhatikan juga strategi yang diterapkan oleh pesaing dan strategi bersaing yang dipilih organisasi. Pilihan strateginya bisa berhadapan langsung atau menghindar. Kalau berhadapan langsung, maka organisasi akan memilih segmen yang dimasuki oleh pesaing. Sedangkan kalau menganut strategi menghindar, maka organisasi memasuki segmen yang belum dimasuki oleh pesaing



BAB III
ANALISIS KASUS

3.1              Pasar Modal
Contoh : Pasar modal di Indonesia / jenis pasar modal di Indonesia adalah Bursa Efek Indonesia / Indonesian Stock Exchange (BEI atau IDX), yang merupakan penggabungan dari Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Dahulu Bursa Efek Jakarta digunakan sebagai pasar saham dan Bursa Efek Surabaya digunakan sebagai pasar obligasi dan derivatif. Contoh pasar modal didunia, yaitu : NASDAQ, New York Stock Exchange (NYSE), EURONEXT, London Stock Exchange.

3.2              Ekspor
Contoh: Sorini, mula-mula hanya importir sorbitol dan bertindak sebagai agen Unilever di Indonesia. Untuk memenuhi kebutuhan Unilever, Sorini mengimpor dari Roquette. Ia kemudian membangun pabrik sendiri di Gempol, Pandaan, Pasuruan, Jawa Timur, dengan membeli teknologi dari Denmark. Sorini melakukan inovasi di bidang logistik. Hal ini karena ia melakukan ekspor ke lebih dari 60 negara yang memakan biaya besar. Biaya logistik tersebut mencapai 20-30% dari harga jual produknya. Sedangkan Sayap Mas ikut menggarap promosi yang disesuaikan budaya dan kondisi di masing-masing Negara, dan secara bersamaan mencari distributor eksklusif (hanya khusus mendistribusikan produk Wing), serta harus bersedia membangun merek Wing secara eksklusif. Harga ditetapkan berdasarkan aturan main di negara tujuan ekspor. Untuk pasar Afrika, selain memasang billboard, ia menjadi sponsor liga nasional: SoKlinCup. Selain itu juga membagi-bagi hadiah, seperti payung dan ember, langsung ke pasar. Bila pasarnya besar, Sayap Mas mengirim orang khusus untuk menangani promosi di negara tersebut dan di sana ia mendirikan perwakilan.

3.3              Lisensi
Contoh : Perusahaan minuman yakult di indonesia. Produk ini bukan hasil produksi dari pabrik yakult yang ada di jepang tapi pabrik di indonesia membeli lisensi lalu membuat produk yang sama persis dengan produk yakult yang ada di jepang. mereka harus mematuhi standar yang ditetapkan pemilik lisensi kalau tidak, lisensi yang mereka terima bisa dicabut.

3.4              Usaha Patungan
Contoh : Coca Cola dan Nestle melakukan usaha patungan untuk mengembangkan pasar internasional bagi teh dan kopi “siap minum” yang saat ini terjual laris di Jepang.

3.5              Strategi Perluasan Pasar
Melakukan strategi perluasan pasar dengan strategi pesaing dan strategi bersaing organisasi. Sebagai contoh, Facebook ingin meningkatkan jumlah pelanggan dan mengurangi pesaing, maka pihak Facebook kemudian membeli Instagram serta WhatsApp. Dengan begitu, pelanggan Instagram dan WhatsApp sudah otomatis menjadi pelanggan perusahaan Facebook.

3.6              Penentuan Posisi Pasar
Contoh : Inova mengatakan bahwa dirinya adalah sebuah mobil keluarga, maka sebenarnya dia sedang membangun kepercayaan pada konsumen bahwa mobil Inova memang benar-benar mobil keluarga. Oleh karena itu setiap mobil Inova yang dibuat harus selalu mengacu pada mobil keluarga dengan mempunyai tempat duduk yang luas dan nyaman.


DAFTAR PUSTAKA

Basu Swastha DH dan T. Hani Handoko. (1997), Manajemen pemasaran, Analisa Perilaku Konsumen, Liberty. Jogyakarta.
Chandra, G. Tjiptono, F. Chandra, Y. (2004). Pemasaran Global: Internasionalisasi dan Internetisasi. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Ferrel, Pride. (1995). Pemasaran : Teori dan Praktek Sehari-Hari. diterjemahkan oleh Drs. Daniel Wirajaya. Edisi VII, Jilid 1.  Binapura Aksara.  Jakarta.
Levitt, Theodore. (2003). Marketing Classic, 1st ed. Amara Books, Yogyakarta.
Setiadi, N.J. 2003. Perilaku Konsumen : Konsep dan Implikasi Untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran. Jakarta : Kencana.
Triyoso, Bambang. (2004). Analisis Kausalitas Antara Ekspor dan Pertumbuhan Ekonomi di Negara ASEAN. FE USU : Medan.


Manajemen Pemasaran Global Tentang E-Marketing

BAB I PENDAHULUAN 1.1             Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang pesat turut mempengaruhi dunia bisnis...